Senin, 26 Oktober 2020

Biodata Letkol Untung Komandan Pasukan Cakrabirawa yang Pimpin G30S/PKI

 

Biodata Letkol Untung Komandan Pasukan Cakrabirawa yang Pimpin G30S/PKI

Pagi itu, Jumat 1 Oktober 1965 nada Letnan Kolonel Untung kedengar nyaris di semuanya pojok daerah di Jakarta bahkan kemungkin ke seluruhnya pelojok negeri. Lewat Radio Republik Indonesia, Untung yang Komandan Kelompok I Gagalyon Tjakrabirawa menginformasikan penciptaan Dewan Revolusi Indonesia . Beberapa waktu awal mulanya, ia pimpin penculikan serta pembunuhan pada 6 jenderal serta seseorang perwira pertama kali TNI AD.

"Buat keselamatan Angkatan Darat serta Angkatan Bawa senjata umumnya, di waktu larut malam hari Kamis tanggal 30 September 1965 di Ibu-kota Republik Indonesia Jakarta, udah dilakukan pergerakan pembersihan pada anggota-anggota apakah yang menyebutkan dirinya sendiri "Dewan Jenderal" yang udah memiliki rencana cup saat Hari Angkatan Bawa senjata 5 Oktober 1965," sebut Untung waktu menginformasikan penciptaan Dewan Revolusi Indonesia.

Untung tutup pemberitahuannya di RRI dengan membacakan skema Dewan Revolusi Indonesia. Untung yang berpangkat Letnan Kolonel diangkat menjadi Komandan. Ia mengetuai seseorang jenderal ialah, Brigdjen Supardjo yang dipilih Cara menang blackjack menjadi wakil komandan.Siapa sesungguhnya Letnan Kolonel Untung yang disebut yaitu pimpinan Pergerakan 30 September/PKI?

Letnan Kolonel Untung terlahir di Kampung Sruni, Kedungbajul, Kebumen, Jawa tengah di 3 Juli 1926 dengan nama kecil Kusmindar alias Kusman. Mbah Sadeli (85), penduduk RT 01/ RW 02, Dukuh Kedung Bajul, Kampung Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen ceritakan waktu kecil Kusmindar

Orangtuanya pisah waktu Kusmindar berumur 10 tahun. Untung kecil lalu berpindah ke Solo serta diasuh sama adik ayahnya, Samsuri yang gak miliki anak. Sebab itu, dia lebih dikenali menjadi Untung bin Samsuri.

"Iya tahu, dahulu main dengan, namun di saat usia 10 tahun Kusmindar berpindah ke Solo lantaran dibawa Pak Lik nya yang bernama Samsuri, bapaknya Kus namanya Adullah Mukri, namun lantaran adiknya pak Abdullah Mukri itu tak miliki anak maka dari itu Kusmindar disuruh berubah menjadi anaknya serta dibawa ke Solo," sebut Sadeli pada detikcom, Rabu (27/9/2017).

Orang tua angkat Untung, Samsuri serta istri kerja pada seseorang priyayi trah turunan Kasunan, Ibu Wergoe Prajoko, yang tinggal di wilayah Keparen, Solo. Di 1943, waktu berumur 18 tahun, Untung mendaftarkan Heiho, organisasi militer di saat masyarakatan Jepang.

Selang 2 tahun Jepang kalah menentang Sekutu dalam Perang Dunia II. Untung setelah itu tergabung dengan Gagalion Sudigdo yang bertempat di Wonogiri, Jawa tengah. Di 1947 Gagalyon Sudigdo yang ada di bawah Sektor Panembahan Senopati sukses diambil berubah menjadi partisan Partai Komunis Indonesia.

Masa itu di saat Menteri Pertahanan dijabat salah seseorang profil PKI ialah Mr. Amir Sjarifuddin. Alhasil laskar-laskar yang berafiliasi dengan komunis peroleh fokus serta layanan dalam pembagian senjata, tergolong perabotan yang lain. Di saat Untung tergabung, Gagalyon Sudigdo dikomandani sama Letkol Suadi Suramihardjo.

"Gagalyon ini begitu termasyhur di wilayah Boyolali. Ini cuma satu gagalyon yang turut PKI," sebut Letkol CPM (Purn) Suhardi, kawan waktu kecil Untung di Solo seperti dilansir dari Koran Tempo, 5 Oktober 2009.

Untung berbarengan anggota Gagalyon Sudigdo serta prajurit TNI waktu itu memperoleh pengetahuan terkait paham komunisme langsung dari elit PKI, Alimin. Perihal ini membuat Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman risau.

Jenderal Soedirman lantas menyuruh Letkol Soeharto buat menekankan beberapa prajurit dari Sektor Panembahan Senopati biar gak turut paham komunis. Di saat itu Soeharto sampai sempat pernah bersua dengan Alimin, Muso serta beberapa elit PKI di Madiun.

Akan tetapi, Untung serta beberapa prajurit dari Sektor Panembahan Senopati tidak sukses dirayu. Di 18 September 1948 PKI melaksanakan perlawanan di Madiun, Jawa Timur. TNI lantas melaksanakan pemberantasan.

Kembali lagi Letkol Soeharto disuruh buat mengincar eksekutor perlawanan PKI Madiun tergolong Untung serta anggota Gagalyon Sudigdo. Akan tetapi fokus TNI menumpas perlawanan PKI Madiun mesti terpecah lantaran di waktu yang serupa berlangsung Invasi Militer Belanda II.

Untung serta beberapa prajurit dari Sektor Panembahan Senopati lantas gak memperoleh hukuman. Sampai Untung setelah itu masuk TNI lewat Sekolah tinggi Militer di Semarang. Disinilah nama Kusmindar alias Kusman berpindah berubah menjadi Untung.

Untung tertera menjadi alumnus terunggul Sekolah tinggi Militer Semarang waktu itu. Tahun 1956 Untung setelah itu tergabung berubah menjadi anggota Gagalyon 454 Kodam Diponegoro yang waktu itu masih yang memiliki nama Tentara serta Teritorium IV Diponegoro. Soeharto yang waktu itu berpangkat kolonel berubah menjadi Panglima T&T IV Diponegoro.

Karir Untung di militer demikian moncer waktu di Kodam Diponegoro. Di 1958 di bawah pimpinan Mayor Jenderal Ahmad Yani, Untung ikut serta dalam operasi pemberantasan perlawanan PRRI atau Permesta di Bukit Gombak, Batusangkar, Sumatera Barat.

Atas kemajuan itu, di 14 Agustus 1962 Untung setelah itu kembali lagi dipilih menjadi prajurit yang ikut serta dalam Operasi Mandala bebaskan Irian Barat yang dikepalai Panglima Kostrad Mayor Jenderal Soeharto.

Waktu itu Untung pimpin grup kecil pasukan yang bertarung di rimba belantara Kaimana, Irian Barat. Dalam operasi berikut ini Untung tunjukkan kelasnya menjadi alumnus terunggul Sekolah tinggi Militer. Berbarengan Benny Moerdani, dia mendapat penghargaan Bintang Sakti dari Presiden Sukarno.

Dalam histori Indonesia, cuma sejumlah perwira yang mendapat penghargaan ini. Sampai Soeharto, bertindak sebagai panglima Kostrad waktu itu, cuma peroleh Bintang Dharma, satu tingkat di bawah Bintang Sakti.1 tahun setelah itu Untung dijadikan sebagai Komandan Gagalyon 454/Banteng Raiders Kodam Diponegoro yang dibikin sama Letjen Ahmad Yani.

Tahun 1964 atas rujukan Panglima Kostrad Mayor Jenderal Soeharto, Letkol Untung disarankan menjadi Komandan Kelompok Gagalyon I Tjakrabirawa. 1 tahun setelah itu pasnya 30 September 1965 Untung yang sudah pernah ikut serta dalam perlawanan PKI Madiun pimpin penculikan 6 jenderal serta 1 perwira menengah TNI AD.

Mayat 7 perwira TNI AD itu di Jumat pagi buta 1 Oktober 1965 ditempatkan dalam sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Mayat mereka anyar didapati 3 hari setelah itu serta dikebumikan di Taman Kuburan Pahlawan Kalibata, pas di saat TNI rayakan hari jadi di 5 Oktober 1965.

Soeharto, dalam biografi Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia's Second President, mengakui meyakini kalau Ada PKI berada di belakang pergerakan Letkol Untung.

"Saya mengenali Untung sejak mulai 1945 serta ia sebagai murid pimpinan PKI, Alimin. Saya meyakini PKI di belakang pergerakan Letkol Untung," sebut Soeharto dalam buku yang dicatat Retnowati Abdulgani Knapp.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TOKOH DAN PENCIPTA BATIK NASIONAL

 TOKOH DAN PENCIPTA BATIK NASIONAL Tahukah Kamu Siapakah Profil serta Pembuat Batik Nasional? Batik menjadi kreasi cipta yang oleh UNESCO di...