Kamis, 29 Oktober 2020

Biografi Mujair – Penemu Ikan Mujair

 Biografi Mujair – Penemu Ikan Mujair

Biografi Mujair. Nama aslinya beliau yaitu Iwan Dalauk atau mungkin lebih dikenali dengan nama Mbah Moedjair, lahir tahun 1890 di kampung Kuninngan 3 km arah timur pusat perkotaan Blitar, dia sebagai penemu dari spesies ikan yang disebut Ikan Mujair. Anak ke 4 dari 9 bersaudara, dari pasangan Bapak Bayan Isman serta Ibu Rubiyah. Menikah dengan anak modin kampung kuningan yang memiliki nama Partimah. Dari pernikhan itu beliau diberi 7 anak. 

Beberapa anak beliau waktu ini udah mati., terkecuali Ismoenir yang tinggal tinggal di Kanigoro Blitar serta Djaenuri yang tinggal di Kencong Jember. Pada saat hidup Pak Moedjair berjualan sate kambing. Warung sate kambingnya cukup termasyhur di masa itu, di wilayah Kuningan Kanigoro. Konsumennya dari pelbagai ras. Hasil dari warungnya yang termasyhur tentunya penghasilan keuangan Pak Moedjair bertambah bertingkat.

Perihal itu munculkan pembawaan negatip dari Moedjair muda ketika itu, ialah mulai senang taruhan. Dahsyatnya ia tak ingin taruhan dengan bangsanya, namun cuma sama orang Tionghoa. Segi lebih baiknya, Pak Moedjair mendidik anak – anaknya tidak untuk main judi. Judi membikin upaya warung satenya menjadi porak porandah. Sekian yang diungkapkan olej Pak Slamet cucunya, anak dari Bapak Fasilitas, satu diantaranya putra Pak Moedjair.

Di saat keterprukannya, Pak Moedjair meakukan tirakat, tiap-tiap tanggal 1 Suro ( penanggalan Jawa), beliau mandi dipantai Serang, Blitar selatan. Dalam suatu waktu, di saat melaksanakan ritus mandi, beliau mendapatkan ikan yang jumlah banyak sekali, yang miliki kekhasan, yatiu menaruh anak dalam mulutnya, waktu ada bahaya, serta dikeluarkan kembali waktu bahaya udah melalui atau kondisi aman.

Lantaran kekhasan ikan ini, Pak Moedjair bermaksud mengembangkannya dalam rumah, didaerah Papungan – Kanigoro, Blitar. Pak Moedjair menangkap ikan itu dengan udengnya ( ikat kepala ). Dengan didampingi ke-2 temannya, Abdullah Iskak serta Umar, beliau bawa pulang ikan itu kerumahya. Namun lantaran habitat yang beda, ikan itu mati ketika dimasukkan di air tawar. Perihal itu membikin Pak Moedjair ingin tahu serta gigih melaksanakan uji-coba, biar spesies ikan ini dapat hidup di air tawar.

Dengan bolak – balik Papungan – Serang yang miliki jarak 35 km, berjalan kaki dengan melintasi rimba belantara, turun-naik bukit, benar betul akses jalan yang sulit, serta menghabiskan waktu dua hari 2 malam. Di Pantai Serang beliau ambil ikan itu serta dimasukkan ke dalam gentong lempung (jawa). Beliau memasukkan air laut serta air tawar dalam gentong. 

Uji-coba percampuran air laut serta air tawar di kerjakan secara terus-terusan, dengan mengurangi jumlah air laut serta makin besar jumlah air tawar. Ampai 1 waktu ke-2 tipe air ini dapat bersatu. Menurut Pak Ismoenir ( anak Pak Moedjair), perjalanan bolak – balik Papungan – Serang, di uji-coba ke 11, sukses hidup 4 ekor ikan spesies anyar itu di habitat air tawar. Sukses itu berlangsung di tanggal 25 Maret 1936.

Sukses uji-coba itu melegakan Pak Moedjair. 4 Ikan itu ia tangkarkan di kolam sumber air Tenggong, Kampung Papungan. Awalanya cuma 1 kolam serta berkembang jadi 3 kolam. Disekitar kolam Tenggong, Pak Moedjair membentuk pondok Cara menang 2D yang pula sebagai hunian buat keluarganya. Perkembang biakan ikan spesies anyar itu menakjubkan cepat, jadi jumlah ikan makin bertambah. Oleh Pak Moedjair, ikan spesies anyar itu dikasihkan dengan cara percuma ke penduduk lebih kurang Papungan. Serta dipasarkan di lebih kurang Blitar serta di luar Blitar.

Penemuan ikan spesies anyar ini hingga ke telinga Pendamping Resident yang ada di Kediri. Pendamping Residen ini pun seseorang akademikus, dia terhasut buat menelaah spesies hasil hasil Pak Moedjair, berdsarkan literatur serta data-data yang ada. Ia pun melaksanakan analisa dan interview dengan Pak Moedjair, terkait seluruhnya asal-usul ikan ini. Pendamping Residen ini terpesona serta terpukau bakal upaya serta kegigihan dari upaya uji-coba Pak Moedjair. Sebab itu, Pendamping Residen ini berikan penghargaan pada Pak Moedjair, pemberian nama ikan spesies anyar itu dengan nama Pak Moedjair. Sejak mulai ketika itu, ikan spesies anyar itu disebut ikan MOEDJAIR (Mujair)

Ikan Moedjair bertambah dikenali, serta masyarakt makin bertambah yang megar biakannya. Nama Pak Moedjairpun bertambah termasyhur. Dengan kontribusi anak pertama beliau, Fasilitasn, ikan Moedjair dijual ke nyaris dataran semuanya Jawa Timur. Oleh pemerintahan di tempat, beliau diangkat menjadi Jogoboyo Kampung Papungan serta mendapat penghasilan bulanan dari pemda. 

Pemerintahan Indonesia membawa beliau menjadi Mantri Perikanan. Diluar itu, Pak Moedjair pun mendapat penghargaan EKSEKUTIP COMMITTE dari INDONESIA FISHERIES COUNCIL, atas jasanya mendapatkan ikan moedjair. Penghargaan itu dikasihkan di Bogor tanggal 30 Juni 1954. Awal mulanya, di tanggal 17 Agustus 1951, KEMENTERIAN PERTANIAN atas nama Pemerintahan Indonesia, berikan penghargaan di Pak Moedjair, kala itu dijabat oleh Ir. Soewarto.

Tidak hanya membikin kolam ikan di Tenggong, beliau pun membikin kolam ikan di Papungan serta di Kedung ( sumber air ) kampung Papungan. Di Kedung, Pak Moedjair memakan hari-hari tuanya waktu kira-kira 10 tahun. Di tempat ini ia banyak disinggahi dari penduduk Blitar ataupun luar kota Blitar, buat mengangsu pengetahuan serta memancing ikan moedjair. Waktu kesehatannya mulia jadi menurun, beliau putuskan tinggak di desa Krajan, kampung Papungan, dekat pinggiran dengan kampung Sekardangan. Di tempat ini beliau membikin 3 kolam ikan, sampai waktu ini kolam itu masihlah ada kehadirannya.

Tanggal 01 September 1957 beliau meninggal dunia, lantaran penyakit asma. Dikebumikan di penguburan umum kampung Papungan. Di tahun 1960, atas inisiatip Departemen Perikanan Indonesia, kuburan beliau dipindahkan ke ruang spesial di selatan kampung Papungan, yang memiliki fungsi menjadi kuburan keluarga. Di batu nisan beliau terdaftar " MOEDJAIR PENEMU IKAN MOEDJAIR ", komplet dengan relief ikan moedjair, menjadi penghargaan atas jasanya. Akses jalan ke kuburan pun disebut Moedjair.

Di 6 April 1965 Pemerintahan lewat Departemen Perikanan Darat serta Laut menganugerahkan Pak Moedjair menjadi Nelayan Pendahulu. Piagamnya ditanda menangani oleh menteri perikanan, Hamzah Atmohandojo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TOKOH DAN PENCIPTA BATIK NASIONAL

 TOKOH DAN PENCIPTA BATIK NASIONAL Tahukah Kamu Siapakah Profil serta Pembuat Batik Nasional? Batik menjadi kreasi cipta yang oleh UNESCO di...