Sabtu, 10 Oktober 2020

Biografi Sultan Mahmud Badaruddin II

 Biografi Sultan Mahmud Badaruddin II

Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang, 1767 - Ternate, 26 September 1852) yaitu pimpinan kesultanan Palembang-Darussalam sepanjang 2 periode (1803-1813, 1818-1821), seusai saat pemerintahan ayahnya, Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803). Nama aslinya sebelumnya berubah menjadi Sultan yaitu Raden Hasan Pangeran Ratu.

Sejak dipilih berubah menjadi Sultan Kerajaan Palembang menukar ayahnya Sultan Muhammad Baha'uddin, Sultan Mahmud Badaruddin melaksanakan perlawanan pada Inggris serta Belanda.Dalam saat pemerintahannya, dia sekian kali pimpin perlawanan menentang Inggris serta Belanda, salah satunya yang dikatakan Perang Menteng. Disaat Batavia sukses ditempati di tahun 1811, Sultan Mahmud malahan sukses bebaskan Palembang dari genggaman Belanda pada tanggal 14 Mei 1811.

Sejak mulai timah diketemukan di Bangka pada tengah zaman ke-18, Palembang serta lokasinya berubah menjadi target Britania serta Belanda. Buat merajut kontrak dagang, bangsa Eropa bermaksud kuasai Palembang.

Semula penjajahan bangsa Eropa disinyalir dengan peletakan Loji (kantor dagang). Di Palembang, loji pertama Belanda dibikin di Sungai Aur (10 Ulu).Berbarengan karena ada contact di antara Britania serta Palembang, perihal yang sama pula dikerjakan Belanda. Dalam perihal ini, lewat utusannya, Raffles mengusahakan menggoda Sultan Mahmud Badaruddin II buat menyingkirkan Belanda dari Palembang (surat Raffles tanggal 3 Maret 1811).

Dengan bijak, Sultan Mahmud Badaruddin II membalas surat Raffles yang utamanya mengemukakan kalau Palembang tidak akan ikut serta dalam pertengkaran di antara Britania serta Belanda, dan tak ada niatan kerja sama seperti Belanda. Akan tetapi selanjutnya tersambung kerja sama Britania-Palembang, di mana faksi Palembang semakin diuntungkan.

Lewat perjuangan panjang dalam bebaskan tanah Palembang dari tangan Belanda, akan tetapi selanjutnya pada tanggal 25 Juni 1821 Palembang jatuh ke tangan Belanda.Pada Tanggal 13 Juli 1821, saat larut malam, Sultan mahmud badarudin II bersama keluarganya naiki kapal Dageraad dengan maksud Batavia. Dari Batavia sultan mahmud badarudin II serta keluarganya diasingkan ke Ternate oleh belanda serta hingga akhir hayatnya 26 September 1852.

Sejumlah Keluarga Sultan lantaran tak ingin diamankan, mengasingkan diri ke wilayah Marga 9 yang dikenal saat ini jadi Kabupaten Ogan Komering Ilir serta bercampur dengan masyarakat di Kampung yang dilalui Dimulai dengan Pampangan Cara menang 2D  hingga ke Marga Selapan Kecamatan Tulung Selapan Panglima Radja Batu Api hingga mati dikebumikan Di Tulung Selapan. ( sepanjang 35 tahun tinggal di Ternate serta sketsa hunian Sri Paduka Susuhunan Ratu Mahmud Badaruddin / Sultan Mahmud Badaruddin II disimpan oleh Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diradja).

Oleh pemerintah, Sultan Mahmud Badaruddin II diberi gelar pahlawan nasional pada 29 Oktober 1984 lewat SK Presiden RI No 063/TK/1984.Nama Sultan Mahmud Badaruddin II yang mati pada 26 September 1852 saat ini diabadikan jadi nama lapangan terbang internasional di Palembang, Lapangan terbang Sultan Mahmud Badaruddin II serta Mata uang rupiah pecahan 10.000 rupiah yang dikeluarkan oleh bank Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2005.

Pemanfaatan gambar Sultan Mahmud Badaruddin II di uang kertas ini sempat pernah berubah menjadi kejadian pelanggaran hak cipta, dikira gambar itu dimanfaatkan tanpa ada izin pelukisnya, akan tetapi setelah itu terkuak kalau gambar ini udah berubah menjadi hak punya panitia pengelola lomba tulis paras Sultan Mahmud Badaruddin II.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TOKOH DAN PENCIPTA BATIK NASIONAL

 TOKOH DAN PENCIPTA BATIK NASIONAL Tahukah Kamu Siapakah Profil serta Pembuat Batik Nasional? Batik menjadi kreasi cipta yang oleh UNESCO di...